Back to Campus — Kembali Mengasah Diri Untuk Para Profesional di Industri

Andi Sama
6 min readApr 8, 2024

--

Hubungan timbal balik antara akademisi dan profesional di industri

Andi SamaCIO, Sinergi Wahana Gemilang. Bachelor degree (S1) Computer Engineering, 1st Master degree (S2) Computer Science, 2nd Master degree (S2) General Management, Doctoral degree (S3, 1st Year) Computer Science

An AI-generated image. The image is generated through DALL-E 3 API (Application Programming Interface) running on the OpenAI cloud, on Feb 5, 2024. Prompt: “A mutual relationship between academics and young industry professionals in modern settings toward sustainability in the future. It is a bright and colorful background scene consisting of blue, orange, white, and green colors.”

Dunia industri adalah dunia yang terus bergerak dan berkembang secara dinamis. Dunia industri mengaplikasikan hal-hal yang bersifat teoritis dari dunia akademik menjadi berbagai hal praktis dengan kebermanfaatannya di berbagai bidang. Tentunya, ini menuntut kita, para profesional yang beraktifitas didalamnya untuk selalu dapat beradaptasi agar dapat tetap relevan dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang ada.

Transformasi Industri

Kalau kita melihat sekilas kepada perkembangan yang terjadi di dunia industri, ini tidak terlepas dari adanya revolusi industri (Industrial Revolution) yang kita kenal dengan Industry 1.0 (mekanikal, uap), Industry 2.0 (produksi masal), Industry 3.0 (elektronik, listrik, otomasi industri), dan Industry 4.0 (Cyber-Physical Systems, integrasi antara Operational Technology/OT dan Information Technology/IT).

Industry Revolution towards Industry 5.0 (Andi Sama, Cahyati S. Sangaji, 2022).

Industry 3.0 (Andi Sama, Cahyati S. Sangaji, 2023) di awal tahun 1970-an mendorong otomasi pabrik secara besar-besaran. Berbagai hal yang biasanya dilakukan secara mekanikal bertransformasi menjadi otomatis, terutama dengan diperkenalkannya Programmable Logic Controller (PLC) yang merupakan komponen kunci yang mengelola berbagai perangkat otomasi pabrik (sensor, actuator) yang memungkinkan peningkatan efisensi operasional dan peningkatan output produksi secara signifikan. Perangkat PLC ini terhubung dengan sistem monitoring, Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) yang juga menjadi bagian dari otomasi Industrial Control System (ICS) dalam lingkungan Operational Technology.

Perkembangan yang pesat di bidang teknologi informasi, mendorong dunia industri untuk dapat selalu berinovasi dan tetap kompetitif agar dapet tetap relevan dan bertumbuh, terutama dengan perkembangan yang terjadi pada 10–15 tahun terakhir ini — sebut saja Internet of Things (IoT), Cloud, Security, Bigdata & Analytics, Machine Learning dan Artificial Intelligence. Quantum Computing merupakan salah satu inovasi yang diharapkan akan menjadi pendorong untuk berbagai inovasi lainnya di masa depan, di tahun 2030–2040 (Andi Sama, 2023b) (Andi Sama, 2022a). Termasuk juga tentunya Metaverse (Andi Sama, 2022b).

(Meredith Ringel Morris, et al., 2023) Deepmind proposes six levels (levels 0 to 5) of autonomy, as in the following table. From level 0 (No AI), humans do everything, all the way to level 5 (ASI — Artificial Super Intelligence), which is fully autonomous AI. We are now at level 3 (Emerging AGI — Emerging Artificial General Intelligence) — (Andi Sama, 2023a).

Machine Learning dari sisi IT, dengan kemampuan untuk mengolah data dan melakukan prediksi berdasarkan data historis, menjadi menarik bagi bidang OT, yang biasanya sangat sedikit terekspos ke IT, kecuali untuk penerapan yang menjadi bagian dari otomasi industri, Enterprise Resource Planning (ERP) dan Product Lifecycle Management (PLM). Predictive Maintenance menjadi salah aplikasi nyata yang mengintegrasikan tantangan operasional yang dihadapi oleh dunia otomasi industri (OT) dengan perkembangan Machine Learning di sisi IT

Data historis dari operasional otomasi industri (sensor, motor, PLC, SCADA) diproses oleh Machine Learning di Cloud dengan membuat Machine Learning model. Sebelumnya, data historis ini diekstrak dari lingkungan OT dengan menggunakan IIoT misalnya (Industrial IoT). Setelah Machine Learning model terbentuk, model ini dapat menjadi acuan untuk melakukan prediksi terhadap data operational — secara real-time. Memprediksi kapan harus dilakukan scheduled maintenance misalnya, meminimisasi unscheduled maintenance (atau ad-hoc maintenance) untuk pengelolaan produksi yang lebih baik.

Penerapan AI atau Machine Learning tentunya tidak terbatas pada otomasi industri. AI dan Machine Learning sangat relevan pada berbagai industri seperti perbankan, pemerintahan, transportasi, retail, distribution, oil&gas, healthcare, dan masih banyak lagi.

Back to Campus

Dunia Akademik

Berkarir menjadi seorang dosen (lecturer), mengejar untuk menjadi seorang doktor dan professor, dan kalau memungkinkan memiliki jabatan akademik tertentu, merupakan hal yang utama bagi seorang yang berkecimpung di dunia akademik. Tentunya dengan berbagai kewajiban yang menyertainya, menjalankan tridharma perguruan tinggi: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.

Melakukan riset lanjutan setelah mencapai jenjang doktoral, Post-doctoral (Post-doc research), dapat menjadi pilihan bagi seorang akademisi. Seorang akademisi dapat juga sesekali masuk ke dunia industri sebagai seorang konsultan sesuai dengan bidang yang menjadi keahliannya.

Profesional di Industri

Kembali ke kampus, bagi para profesional yang telah meninggalkan bangku kuliah sekian lama setelah lulus Strata 1 (S1, jenjang sarjana / bachelor degree) dapat menjadi salah satu pilihan untuk mengasah diri menjadi lebih baik lagi. Kuliah lagi, juga membawa pengalaman profesional kita untuk memperkaya dunia akademik untuk semakin mendekatkan diri ke dunia industri, memperkecil celah (gap) antara pengetahuan teoritis dengan pengetahuan praktis.

Bagi yang telah menyelesaikan Strata-1 (S1)-nya, meneruskan kuliah ke Strata-2 (S2, jenjang magister / master degree) dapat menjadi pilihan. Baik yang sejalan dengan jurusan S1-nya ataupun mengambil jurusan yang lebih umum untuk kepentingan bisnis, S2 Magister Manajemen (MM) / Master of Business Administration (MBA) misalnya (Andi Sama, 2024). Bagi yang telah mencapai jenjang S2, program doktoral jenjang Strata-3 (S3) dapat juga menjadi pilihan.

Mengejar karir menjadi seorang professional, manager, general manager atau bahkan direktur dan presiden direktur merupakan hal yang dikejar dalam dunia industri. Sebagian dari kita yang telah berkiprah lama di dunia industri, mungkin sudah pernah kembali ke kampus dengan cara yang berbeda. Mengajar di satu atau dua mata kuliah di kampus almamater misalnya. Bisa juga sesekali menjadi dosen tamu (guest lecturer) pada mata kuliah tertentu atau memberikan kuliah untuk suatu topik tertentu yang memang menjadi fokus keahlian kita. Pelaku industri yang kembali ke kampus, berkontribusi ke dunia pendidikan untuk semakin memperkecil gap antara pengetahuan teoritis di kampus dan pengetahuan praktis di dunia industri.

Kuliah jenjang Bachelor (S1)

Kadang, mengambil S1 lagi dapat menjadi pilihan, namun tentunya dengan jurusan yang berbeda. Mengambil S1 jurusan hukum atau human capital misalnya bagi yang memiliki latar belakang teknik, ekonomi atau bisnis. Ini mungkin dapat menjadi pilihan yang menarik yang dapat membantu meningkatkan karir kita di dunia industri.

Kuliah jenjang Master (S2)

Secara umum, program master, setelah menyelesaikan bachelor, biasanya dapat diselesaikan dalam 2 tahun saja. Pada dasarnya program master merupakan lanjutan dari program bachelor di mana topik bahasan menjadi lebih terfokus kepada suatu topik bahasan tertentu.

Kuliah jenjang Doktoral (S3)

Program doktoral yang biasanya sangat relevan dengan dunia akademik dalam berkarir sebagai seorang dosen, saat ini juga mulai diminati oleh para professional di dunia industri dalam membekali dirinya dengan kemampuan riset yang dapat diaplikasikan secara praktis di industri.

Program regular doktoral yang biasanya dapat diselesaikan dalam waktu 3–5 tahun ini, biasanya meliputi 1 tahun course-work (perkuliahan) sebagai pendahuluan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melakukan riset ilmiah dan publikasi ilmiah secara terstruktur.

Diluar course-work di tahun pertama, mahasiswa juga harus menyelesaikan penelitiannya dalam bentuk disertasi serta publikasi beberapa peer-reviewed paper ilmiah di conference maupun jurnal dalam kurun waktu selama dua atau beberapa tahun. Bagi yang telah memiliki pengalaman riset (saat menyelesaikan program master-nya misalnya), ada juga program doctor by research di mana riset dan penunjukan promotor dan co-promotor dilakukan langsung di awal tahun pertama.

Referensi

--

--

No responses yet